Hidupku Bermartabat

POSTED ON: Tuesday, August 26, 2014 @ 12:58 AM | 0 comments

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bermartabat

Hidup tanpa martabat tidak ada artinya. Hidup tanpa peran serta Tuhan akan sia-sia. Begitu juga hidup yang penuh dengan keluhan, amarah, dendam, dan lain-lain. Betapa indahnya apabila hidup kita diisi dengan hal-hal yang berguna baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Kita bisa menyenangkan hati orang lain dengan hal-hal kecil sekalipun, tidak perlu hal-hal yang besar asalkan dilakukan dengan tulus. Bagi saya, hidup bermartabat adalah hidup yang berkualitas, yang benar-benar menggunakan setiap detiknya untuk berkarya bagi sesama. Hidup yang memiliki nilai religius, solidaritas, dan altruistis. Tidak semua orang menjalankan hidupnya sebegitu optimal, tidak ada yang sempurna. Semua pasti punya salah dan kekurangan. Namun dengan keinginan untuk berubah kearah yang lebih baik tidak akan menutup kemungkinan bagi kita untuk memiliki hidup yang bermartabat.
Sebagai contoh seorang pelajar yang berkeyakinan yang rajin beribadah dan belajar. Tidak hanya sekedar beribadah, ia juga turut mngamalkan kelima sila Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari. Bahwa Pancasila adalah salah satu pegangan yang penting dalam hidup bermartabat adalah benar. Kita tidak akan pernah tidak membutuhkan Tuhan selama hidup kita, sehingga begitu pentingnya bagi kita untuk menjalin relasi yang baik dengan Tuhan. Menjalin relasi yang baik dengan Tuhan dapat memberikan kita ketenangan dan pikiran positif, beserta keyakinan dan kekuatan dalam menghadapi situasi apapun.

Kemanusiaan yang adil dan beradab juga merupakan contoh aspek penting dalam hidup bermartabat. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sama seperti halnya hubungan dengan Tuhan, manusia perlu menjalin hubungan yang baik pula dengan sesamanya karena kita semua saling membutuhkan. Setiap insan di dunia memiliki kekurangan dan mereka bersatu untuk melengkapi kekurangan masing-masing. Mereka juga bersama-sama berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan membentuk kelompok atau organisasi. Tentunya dibutuhkan suatu relasi yang baik dan erat untuk mengadakannya. Dengan begitu, akan tercipta kehidupan yang makmur dan tenteram. Begitu juga saya, meskipun tidak semuanya berjalan mulus tetapi saya selalu berusaha menjaga perasaan dan kenyamanan orang lain. Saya paling takut kalau orang lain marah dan kecewa terhadap saya. Sebisa mungkin saya berjanji tidak akan menyakiti mereka lagi dan akan berubah. Buruknya, tidak jarang saya harus merasa tidak nyaman demi kepentingan orang lain, baik teman maupun keluarga. Namun saya jarang mengungkapkannya karena saya takut itu mengecewakan orang lain.

Yang ketiga ialah persatuan Indonesia. Kita tahu Indonesia adalah suatu negara dengan lebih dari 700 suku bangsa yang tentunya memiliki kebudayaan yang lebih banyak lagi. Begitu juga agama dan ras. Pluralitas yang tinggi di Indonesia berpotensi memunculkan perpecahan dan perselisihan. Maka itu setiap warganya perlu menjunjung tinggi persatuan agar tidak terpecah belah. Kerap kali perbedaan menjadi pemicu terjadinya konflik. Manusia bukannya menghargai perbedaan, malah melihat sesuatu yang berbeda dengan dirinya sebagai ancaman. Menurut saya mindset seperti ini perlu diubah. Saya memang tidak bilang saya memiliki pemikiran yang sempurna, namun saya tahu mana yang baik dan tidak baik. Saya rasa ini sudah menjadi pengetahuan publik. Bahwa perbedaan adalah suatu kebaikan. Sesuatu yang perlu dihargai dan dijaga, serta dianggap sebagai kekayaan. Dengan keberagaman yang tiada batas, ditambah keeratan satu sama lain, akan membuat Indonesia menjadi negara yang diperhatikan dan diteladani oleh dunia.

“To put the world in order, we must first put the nation in order; to put the nation in order, we must put the family in order; to put the family in order, we must cultivate our personal life; and to cultivate our personal life, we must first set our hearts right.”

Perbedaan pendapat seringkali memunculkan masalah yang tidak kecil. Penyelesaian masalah pun tidak hanya membutuhkan satu orang saja. Itulah mengapa sila ke-4 Pancasila ada. Musyawarah amat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah yang ada secara baik-baik. Hasilnya pun akan dapat diterima oleh banyak orang yang terlibat.
Keadilan juga merupakan hal yang perlu dijunjung tinggi dalam hidup bermartabat. Setiap orang harus diperlakukan dengan adil, tanpa memihak. Dengan begitu, siapapun yang memperlakukan orang dengan adil berarti sudah memiliki jiwa keadilan.
Sebagai seorang pelajar, tentunya saya juga ingin hidup saya berguna, bagi diri saya dan orang lain. Banyak langkah konkrit yang dapat saya lakukan kedepannya. Saat ini saya membiasakan diri saya untuk lebih peka terhadap lingkungan, serta mengurangi gengsi. Menurut saya gengsi membuat saya sulit untuk melakukan apa yang seharusnya saya lakukan.

Labels: ,


← Older /
Just life rants...